PERBANDINGAN PENGGUNAAN BATU PECAH DAERAH LINGKUT OKUT DAN DAERAH LAHAT SEBAGAI MATERIAL CAMPURAN ASPALT CONCRETE WEARING COURSE (AC WC) SEBAGAI PERKERASAN JALAN
Abstract
Aspal beton merupakan salah satu jenis dari lapis perkerasan konstruksi perkerasan lentur. Campuran beton aspal tersebut terdiri atas agregat kasar, agregar halus, filler dan menggunakan aspal sebagai bahan pegikat. Filler yang biasa disebut juga bahan pengisi dapat diperoleh dari hasil pemecahan batuan secara alami maupun buatan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan material untuk pembuatan aspal beton jenis SC-WC sumber material sangat menentukan. Sumber material yang digunakan untuk kebutuhan pembuatan aspal beton jenis AC WC ada yang didatangkan dari luar daerah sumsel yaitu batu pecah dari merak dan ada juga yang bersumber dari dalam sumatera sendiri yaitu batu ex Lahat kabupaten Lahat, ex Lingut kabupaten OKUT dan ex Martapura OKUS. Dalam penelitian ini batu pecah diambil dari desa Lingut OKUT dan daerah Lahat. Dari 2 lokasi material yang digunakan, nilai dari komponen untuk AC WC terdapat perbedaan tetapi memenuhi standar yang disyaratkan diantaranya nilai kadar aspal optimum 6,00 % dan Bulk Density Standar 2,269 (gg/cc) untuk lokasi desa Lingut OKUT, sedangkan untuk lokasi Kota Lahan dan sekitarnya kadar aspal optimum 5,92 % dan bulk Density Standar 2,270 (gg/cc). Perbedaan yang terjadi dikarenakan sumber batu ada yang berasal dari bukit (di darat) dan ada yang berasal dari dalam sungai.